proposal PTK


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab.
Bahasa Indonesia salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling mengajar dari yang lain, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual. Mata pelajaran bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia disemua jenjang pendidikan bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing murid agar mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Untuk mewujudkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar salah satu strateginya dengan adanya pelajaran bahasa Indonesia di pendidikan formal.
Salah satu pokok bahasan pelajaran bahasa Indonesia itu adalah Kemampuan berbicara. Ada empat aspek pengajaran bahasa Indonesia, yaitu: Kemampuan membaca, kemampuan menulis, kemampuan berbicara, dan kemampuan mendengarkan. Jadi, siswa diberi bekal materi bahasa Indonesia, khususnya dalam pelajaran kemampuan berbicara.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan berbahasa, berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diperhatikan, karena dari kenyataan, seseorang lebih banyak berkomunikasi secara lisan dibanding dengan cara lain. Mengingat pentingnya keterampilan berbicara, salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang SMP khususnya dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah kompetensi berpidato. Dewasa ini pengajaran keterampilan berbicara disekolah boleh dikatakan belum memuaskan, Tarigan (1988:88) berpendapat bahwa :”keadaan keterampilan berbicara sejalan dengan keadaan pengajaran bahasa Indonesia masih belum memuaskan. Keterampilan berbahsa dalam arti luas, para pengajar belum memadai. Kenyataan dalam diskusi, ceramah atau seminar menunjukan bahwa sebagian besar pesertanya diam,kurang bersuara,kecakapan beradu argumentasi masih jauh dari memadai”. Kondisi seperti ini diperparah lagi dengan kecendrungan penggunaan ceramah dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru masih juga banyak menggunakan strategi ini, sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam belajar , kurang terangsang untuk berfikir dan bertindak secara kreatif sehingga materi pembelajaran Bahasa Indonesia kurang dipahami dan proses belajar terasa membosankan. Akibatnya prestasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia belum begitu memuaskan. Hal ini dapat dilihat dlam setiap hasil ujian nasional yang masih saja menunjukan adanya siswa yang tidak lulus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di samping itu, strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan juga kurang tepat dan tidak memperhatikan kemampuan siswa.
Melihat fenomena di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengangkat judul proposal “Peningkatan Kemampuan Berpidato Dengan Metode Consept Sentence Dan Time Token Siswa Kelas IX SMP N 11 Kota Bengkulu”.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode consept sentence dan time token dapat meningkatkan kemampuan berpidato siswa kelas IX SMP N 11 kota bengkulu?

                                     
C.  Cara Pemecahan Masalah
Masalah kurangnya kemampuan siswa kelas IX SMP Negeri 11 Kota Bengkulu dalam berpidato akan dipecahkan dengan menerapkan metode consept sentence dan time token.
D.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:                                      
Pembelajaran berpidato dengan metode consept sentence dan time token dapat meningkatkan siswa kelas IX SMP Negeri 11 Kota Bengkulu dalam berpidato.
E.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpidato siswa kelas IX SMP Negeri 11 Kota Bengkulu.
F.        Manfaat Penelitian
·      Bagi guru, diharapkan dapat mengetahui manfaat metode consept sentence dan time token dalam pembelajaran berpidato.
·      Bagi siswa, dengan menerapkan metode consept sentence dan time token dapat menambah motivasi dan sekaligus meningkatkan kemampuan berpidato.









BAB II
KERANGKA TEORI

A.       Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Belajar menurut Bell Gredler (1986:1) proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Hal tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjnag hayat. Menurut Wiliam Janes (1890), belajar sebagai proses psikologis yang disimpulakan dari hasil penelitian tentang bagaimana anak berfikir.
        Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan di atas, umumnya memiliki makna yang sama. Bahwa belajar adalah perubahan dalam diri seseorang dalam bertingkah laku setelah melakukan proses belajar. Sehubungan dengan hal itu, tugas guru di akhir pembelajaran tidak hnaya untuk mengetahui hasil belajar yang telah dikuasai siswa, tetapi juga mengetahui timbulnya perubahan yang ada dalam diri siswa sebagai hasil suatu pengalaman belajar.
        Pembelajaran dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Gagne,Briggs, dan Wager ,1992, hal 3). Pengertian di atas juga berlaku dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Slamet (2007:6) pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran bahasa.
        Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adlah keterampilan reseptif (keterampilan mendengar dan membaca) dan keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara). Pengajaran berbahasa diawali dengan keterampian reseptif, sedangkan keterampilan produktif dapat turut dtingkatkan pada tahap-tahap selanjutnya. Seterusnya, peningkatan keduanya itu menyatu sebagai kegiatan berbahasa terpadu.
        Pembelajaran Bahasa Indonesia harus dirancang dan dilaksankan secara baik sesuai dengan hakikat pembelajaran itu sendiri. Hal ini perlu dilakukan guru agar siswa benar-benar memperoleh manfaat dari belajar Bahasa Indonesia.

B.     Pengertian keterampilan Berbahasa
Secara bahasa kemampuan sama dengan kesanggupan atau kecakapan. Jadi kemampuan adalah kesanggupan individu untuk melakukan pekerjaan yang dibebankan. Sedangkan menurut Tarigan (1987:22) kemampuan berbahasa adalah kemampuan  individu untuk mendengarkan ujaran yang dismapikan oleh lawan bicara, berbicara dengan lawan bicara, membaca pesan yang disampikan dalam bentuk tulisan, dan mengungkapkan pesan-pesan baik secara lisan maupun tulisaan.

C.        Jenis- jenis keterampilan Berbahasa
1)      Keterampilan menyimak
Menurut Tarigan (1987:50) keterampilan menyimka adalah kemampuan atau keterampilan menangkap diperoleh dengan pendengaran.
2)      Keterampilan Berbicara
Tarigan (1990:15) mengemukakan bahwa berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.
3)      Keterampilan Membaca
Membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
4)      Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang  dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau secara tatap muka dengan orang lain.
D.    Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa
Bicara itu seperti main golf, mengendarai mobil, atau mengelola toko, semakin sering Anda melakukannya semakin mahir dan senang Anda melakukannya.

1)      Pengertian berbicara
Menurut Tarigan (1993:15), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menympikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
2)      Tujuan Bebicara
Menurut Sri Utari Subiyakto (1993:172) tujuan utama berbicara adalah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain yakni untuk berkomunikasi mengenai sesuatu dengan bahasa. Tujuan kedua adalah menyampaikan pesan kepada orang lain dengan cara yang secara social dapat diterima. Sedangkan menurut Semi (1990:99) tujuan utama keterampilan berbicara adalah :
a.       Siswa mampi menggunakan alat berbicara dengan tepat dan sempurna
b.      Siswa terlatih menggunakan Bahasa Indonesia secara aktif sehingga mampu berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan formal.
c.       Siswa mampu berbicara dengan mudh,lancer dan fasih.
d.      Siswa dapat berbahasa menurut sopan santun ynag berlaku
e.       Siswa dapat melafalkan kata dan mengucapkan kalimat dengan motivasi yang benar.
f.       Siswa terbiasa berani mengeluarkan pendapat secar lisan dalam berbagai situasi.
g.      Membnatu pembentukan pendengaran kritis.
3)      Jenis Berbicara
Tarigan (1993:22) menyatakan bahwa secara garis besar berbicara dapat di bagi atas :
a.       Berbicara dimuka umum pada masyarakat, yang mencakup berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan,berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk,mengajak,mendesak,meyakinkan dan berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati.
b.      Berbicara pada konferensi yang meliputi diskusi baik secara formal maupun non formal.

E.  Berpidato Sebagai Kompetensi Berbicara
1.      Pengertian Pidato
Menurut Arsjad dan U.S. Mukti (1993:53) berpidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayk ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu meyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan, atau pesan yang disampaikanya.
2.      Pidato adalah menyampaikan sesuatu secara lisan kepada kelompok audiens. (Bahrul, 2009: 8)
3.      Pidato adalah berbicara di hadapan massa atau muka umum baik secara langsung maupun tidak langsung dengan berbagai tujuan. (Itsna, 2011: 25)
4.      Sistematika Berpidato
Secara garis besar sistematika berpidato adalah sebagai berikut :
a.       Mengucapkan salam pembuka dan manyapa hadirin
b.      Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam bentuk ucapan terimaksih, atau ungkapan kegembiraan rasa
c.       Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan juga bahasa yang menarik
d.      Menyampaikan kesimpulan isi pidato, supaya mudah diingat oleh pendengar
e.       Menyampaikan pesan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi pidato.
5.      Metode pidato:
1.                       Ekstemporan
2.                       Impromtu
3.                       Manuskrip
4.                       Hafalan




F.      CONSEPT SENTENCE
Concept Sentence
Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi.
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
Guru menyajikan materi secukupnya.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
Kesimpulan.
TIME TOKEN
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
  1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
  2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
  3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
  4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

A.   Metode Penelitian
Metode penelitian  adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 1998:151). Penelitian ini dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif (Hopkins dalam Wiriaatmadja 2005:11). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama (Rapoport dalam Wiriaatmadja 2005:11-12).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam hal ini, mendeskripsikan tentang data dan fakta yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan berpidato siswa dengan metode consept sentence dan time token.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di kelas IX SMP Negeri 11 Kota Bengkulu, yang beralamat  di jalan bandaraya, Kelurahan Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu.
1.    Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada saat jam tatap muka pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pada pembelajaran keterampilan menulis pada semester ganjil/I di kelas IX SMP Negeri 11 Kota Bengkulu yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada 10 November-10 Desember 2012.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IX yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 25 siswa dan laki-laki 13 siswa.
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1.  Tahap Perencanaan
Alur pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah seperti yang terlihat dalam ilustrasi sebagai berikut :
Gambar 2. Alur pelaksanaan tindakan dalam PTK
 













2.  Tahap Pelaksanaan/ Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan proses pengkajian berdaur atau siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan  refleksi (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999). Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan yang sama, namun berbeda sub pokok bahasan. Di setiap akhir proses pembelajaran di setiap siklus dilakukan latihan menulis untuk mengetahui keterampilan menulis dalam mengungkapkan konsep materi dan sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
Siklus I
Refleksi awal, dilakukan untuk mengevaluasi permasalahan yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan tersebut salah satunya adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Perencanaan Tindakan
a.     Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) dan daftar pertanyaan
b.     Membuat Lembar Observasi (LO) kegiatan guru dan siswa.
c.     Membuat alat bantu/media pembelajaran dan alat evaluasi (tes).

          Langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
a.         Guru melakukan apersepsi, memberikan prasyarat dan memotivasi siswa.
b.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
a.         Guru membimbing siswa dengan metode consept sentence dan time token berpidato
c.          Guru mengamati kegiatan siswa.
d.         Guru membimbing siswa/secara bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
e.          Guru memberikan pertanyaan terhadap materi siklus I.
f.          Pemberian predikat/penghargaan kepada masing-masing individu yang mampu menjawab pertanyaan

a.                     Selama proses belajar mengajar dengan pembelajaran metode consept sentence dan time token berpidato dilakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas guru maupun siswa oleh guru bahasa Indonesia.
Refleksi Awal
Hal-hal yang diperoleh pada tahap pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I dikumpulkan dan dianalisis, begitu juga dengan hasil evaluasi yakni tanya jawab. Dari hasil analisis pada tahap ini, hal-hal yang berupa kelemahan akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
Siklus II
1.  Perencanaan Tindakan
a.    Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) dan daftar pertanyaan
b.    Membuat Lembar Observasi (LO) kegiatan guru dan siswa.
c.    Membuat alat bantu/media pembelajaran dan alat evaluasi (tes).

2.         Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
   Langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a.     Guru melakukan apersepsi, memberikan prasyarat dan memotivasi siswa.
b.     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
c.     Guru membimbing siswa dengan metode consept sentence dan time token berpidato
d.    Guru mengamati kegiatan siswa.
e.     Guru membimbing siswa/secara bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
f.      Guru memberikan pertanyaan terhadap materi siklus II.
g.     Pemberian predikat/penghargaan kepada masing-masing individu yang bisa menjawab pertanyaan.

Selama proses belajar mengajar dengan pembelajaran metode latihan,   dilakukan observasi atau pengamatan terhadap aktivitas guru maupun siswa oleh observer (guru Bahasa Indonesia)
3. Refleksi
Pada pelaksanaan siklus II ini dengan mengadakan perubahan-perubahan pada siklus I untuk menentukan tindakan yang tepat pada siklus II. Hasil yang diperoleh pada tahap pelaksanaan tindakan dan observasi siklus ini dikumpulkan dan dianalisis, begitu juga dengan hasil evaluasi yakni tanya jawab.
E.  Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas, maka untuk pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
              1. Lembar Observasi
        Observasi atau pengamatan adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengamati secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Pada penelitian ini yang diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode consept sentence dan time token. Lembar observasi siswa dan guru digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode consept sentence dan time token. Lembar observasi ini memiliki lima skala penilaian dengan rentang bobot nilai adalah 1-5 yang merujuk pada aspek yang diamati, yakni aktivitas pembelajaran dengan metode latihan.
2. Lembar tes
                        Tes yang dilakukan berupa post-tes tertulis. Post-tes dilaksanakan setelah proses belajar pembelajaran. Tes ini berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini dilaksanakan pada setiap siklus pembelajaran. Tes dilakukan berdasarkan distribusi soal berjenjang kognitif. Karena belajar sebagai proses kognitif yang melibatkan tiga proses yakni 1) memperoleh informasi baru, 2) transformasi informasi, 3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner dalam Dahar, 1988: 122).


F. Teknik Analisis Data
Semua gejala dan data yang merupakan hasil penelitian tindakan pertama dan tindakan kedua yang termuat dalam observasi dan hasil rekaman akan dianalisis dengan menerapkan analisis kualitatif dan diukur dengan persentase.
Dalam menerapkan analisis kualitatif digunakan kerangka berfikir induktif dan deduktif yang akhirnya nanti akan dilakukan penarikan kesimpulan yang akurat sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian.

G.    Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi ketetapan nilai yang dicapai oleh peneliti. Adapun ketetapan nilai yang ditetapkan oleh peneliti adalah jika para siswa telah mencapai nilai rata-rata yaitu 7,50. Keberhasilan ini diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran. Jika para siswa telah mencapai nilai di atas maka penelitian ini dikatakan berhasil.


Daftar Pustaka
Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Dwi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Gusti, I Ngurah Oka. 1976. Retorik Sebuah Tinjauan Pengantar. Bandung: Tarate.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah
King, Larry. 2007. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja. Jakarta: P.T. Gramedia.
Moharuddin, Itsna. 2011. Seni Berpidato Dalam Bahasa Inggris. Yogyakarta: Immortal Publisher. 
Novia, Astri. 2011. Pidato dan MC Untuk Pemula. Yogyakarta: Buku Pintar.
Ulum, Bahrul. 2009. Pedoman Praktis Berpidato. Surabaya: Indah Surabaya.
 

Komentar

  1. bagaimana penerapannya pak??
    berapa kupon yang bapak bagikan kepada siswa?
    seandainya kupon yg bapak bagikan blom habis dalam 1 pertemuan apakah bisa dilanjutkan kepertemuan selanjutnya atau kupon tersebut harus habis dalam 1 pertemuan??
    mohon dibalas secepatnya pak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer